Di sini Letak Warisan Kemusyrikan Tari Gandrung Sewu Banyuwangi yang Ditolak Ormas Islam
Di sini Letak Warisan Kemusyrikan Tari Gandrung Sewu Banyuwangi yang Ditolak Ormas Islam
Festival Gandrung Sewu 2018 di Banyuwangi Jawa Timur yang dipimpin Bupati Abdullah Azwar Anas, mantan ketua IPNU (ikatan pelajar NU) yang diusung PDIP dan PKB. Festival ini yang ke 8, berarti pembangkitnya adalah wong mantan ketua pelajar NU itu karena dia bertengger jadi bupati sejak 2010./ foto positifnews
Begitu jadi pejabat, tampaknya dia membangkitkan upacara berbau kemusyrikan. Tidak takutkah kepada ancaman dosa yang menumpuk ketika merintis jalan keburukan yang telah disabdakan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ?
Hadits Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu bahwa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَىْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ
“Barang siapa yang mencontohkan kebiasaan yang baik di dalam Islam, maka ia akan mendapat pahala dan pahala orang yang mengamalkannya setelahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barang siapa yang mencontohkan kebiasaan yang jelek, maka ia akan mendapat dosa dan dosa orang yang mengerjakannya sesudahnya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR. Bukhari, 1017 dan Muslim, 2398)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَنَّ سُنَّةً حَسَنَةً عُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ أَنْ يُنْقَصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ أَنْ يُنْقَصَ مِنْ أَوْزَارِهِ شَيْءٌ
Barangsiapa memberi contoh kebaikan & contoh itu diamalkan (diikuti), ia mendapat pahala orang yg mencontohnya tanpa dikurangi sedikit pun pahala orang yg mencontoh. Sebaliknya barangsiapa memberi contoh keburukan & contoh itu diamalkan (diikuti), ia mendapat dosa sebanyak dosa orang yg mencontohnya, tanpa didikurangi sedikit pun dari dosa-dosa orang yg mencontoh. [HR. Darimi No.511].
Upacara Persembahan (sesajen, upacara ritual, tarian khusus, ruwatan dan sebagainya) yang diperuntukkan kepada makhluk yang dianggap berpengaruh terhadap (nasib) kehidupan manusia itu merupakan peribadahan yang ditujukan kepada selain Allah Ta’ala. Padahal yang berhak diibadahi itu hanya Allah Ta’ala saja. Dan tatacara ibadahnya telah dituntunkan dengan jelas melalui utusan-Nya (Rasul-Nya).
Mengalihkan peribadahan terhadap selain Allah, itu dalam Islam disebut syirik (menyekutukan Allah dengan selain-Nya) atau kesyirikan, atau kemusyrikan. Itu dosa besar paling besar (syirik akbar) yang mengeluarkan pelakunya dari Islam. Hingga bila seseorang mati dalam keadaan musyrik (pelaku kesyirikan), (belum bertobat dengan sebenar-benar tobat, dan tidak mengulanginya), maka haram masuk surga, dan tempatnya di neraka.
Allah berfirman:
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
“…Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh Allah mengharamkan Surga baginya, dan tempatnya ialah Neraka dan tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun.” [Al-Maa-idah: 72]
Di samping itu syirik adalah kezaliman terbesar, sedang Allah benci kezaliman, hingga orang-orang terdahulu diazab karena dosa2 kezaliman mereka.
فَكُلًّا أَخَذۡنَا بِذَنۢبِهِۦۖ فَمِنۡهُم مَّنۡ أَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِ حَاصِبٗا وَمِنۡهُم مَّنۡ أَخَذَتۡهُ ٱلصَّيۡحَةُ وَمِنۡهُم مَّنۡ خَسَفۡنَا بِهِ ٱلۡأَرۡضَ وَمِنۡهُم مَّنۡ أَغۡرَقۡنَاۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيَظۡلِمَهُمۡ وَلَٰكِن كَانُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ يَظۡلِمُونَ ٤٠ [ العنكبوت:40-40]
- Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. [Al ‘Ankabut:40]
Maka apabila umat Islam menolak upacara-upacara syirik di mana-mana, pada hakekatnya justru menyayangi sesama manusia, agar Allah tidak mengazabnya, yang akibatnya bukan hanya yang zalim saja yang kena azab. Karena dalam Al-Quran surat Al- Anfaal ayat 25, Allah SWT berfirman :