Din Syamsuddin: Islam Tidak Anti-Pancasila
Din Syamsuddin: Islam Tidak Anti-Pancasila

Portal Bersama – Islam itu tidak anti-Pancasila. Begitulah kesimpulan pertemuan dua tokoh muslim Din Syamsuddin dengan Ustaz Abdul Somad di kediaman Din di Jalan Margasatwa Raya, Ci landak, Jakarta Selatan, akhir pekan lalu.
Din adalah mantan Utusan Khusus Presiden Bidang Dialog dan Kerja Sama Antar agama dan Peradaban yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Pertemuan yang berlangsung selama lebih kurang satu jam ini semula hanya dalam rangka silaturahmi. Namun seusai pertemuan, keduanya melayani tanya jawab seputar kasus yang menimpa sang ustaz kondang UAS—panggilam akrab Ustaz Abdul Somad. Din Syamsuddin me ngatakan, dirinya akan menjawab seluruh pertanyaan media terkait dengan kasus yang me – nimpa penceramah kondang UAS akhir-akhir ini.
Salah satunya soal persekusi atau pencegahan bahkan pengusiran yang dialami UAS sejak menjadi penceramah. “Terkait dengan apa yang dialami Ustaz Abdul Somad yang mengalami penghadangan, persekusi, atau penghalangan dakwah, saya selaku pemangku amanat di ormas Islam, khususnya sebagai ketua Dewan Pertimbangan MUI, sangat prihatin sekali. Karena itu saya sangat berkeinginan bertemu UAS. Namun karena sama-sama sibuk, maka baru pada hari ini kami dipertemukan oleh Allah SWT, di sela-sela dakwah beliau. Saya sangat senang sekali atas singgahnya beliau ke rumah ini,” ungkap Din. Yang pasti, lanjutnya, semua prihatin atas apa yang dialami Ustaz Abdul Somad.
Secara khusus Din meminta hal semacam itu tidak terjadi lagi. Ada satu fitnah yang sangat mudah sekali terjadi kepada seseorang. Misalnya soal tuduhan anti-Pancasila, umat Islam sudah kenyang. Pada satu atau dua dasawarsa Orde Baru, lanjut Din, umat Islam pernah mendapatkan fitnah seolah-olah umat Islam itu menentang Pancasila. “Ini kan menyakitkan.
Nah ini terjadi lagi dalam bentuk lain. Dituduh anti-Pancasila karena mengembangkan khilafah dan sebagainya. Sementara khilafah itukan ajaran Islam. Tidak bisa kita menafikannya. Itu ada pemahaman sendiri. Jangan lantas jika ada yang berbicara tentang khilafah, mengutip ayat Alquran tentang khilafah, lantas dituduh anti- Pancasila,” tandas Din.
Menurut Din, ini adalah kekeliruan nalar yang dia sebutkan itu. Din pun mengaku sudah mengikuti apa yang disampaikan Ustaz Abdul Somad yang menjelaskan khilafah dari Alquran. “Beliau ahli hadis. Beliau menjelaskan dari pandangan Islam. Jadi saya pikir, umat Islam perlu bersyukur karena umat Islam dihadirkan setiap kurun waktu. Ada dai-dai. Satu orang, dua tiga orang, yang kemudian tampil sebagai pencerah kepada masyarakat dan itu saya kira sebagai misi keagamaan dan itu penting bagi bangsa ini yang sesuai dengan amanat UUD 1945 dengan mencerdaskan ke hi – dupan bangsa,” paparnya.
Maka, lanjut Din, tolong jangan selalu dilihat secara politis. Dia berharap di ke – mudian hari tidak terjadi lagi hal semacam itu. Kepada umat Islam, Din meminta tetap waspada terhadap upaya yang ingin mengadu domba.
“Cara mengadu-dombanya sangat halus dan sampai-sampai kita tidak merasakannya. Karena boleh jadi dia masuk ke dalam diri kita, ke dalam kelompokkelompok Islam, ke dalam ormas-ormas Islam, dan kemudian memprovokasi dari dalam secara halus,” paparnya.
[portal-bersama.com / sindonews]
http://bitly.com/2ALzS5s
