Penistaan Simbol Islam di Indonesia Sudah tak Wajar


Penistaan Simbol Islam di Indonesia Sudah tak Wajar

Keprihatinan PBNU di awal 2016 tampak menyoroti pemerintahan Jokowi. Hingga bersuara, ‘Terjadi Di Era Jokowi, PBNU: Penistaan Simbol Islam di Indonesia Sudah tak Wajar’.

Anehnya, saat Umat Islam prihatin terhadap tingkah Ahok yang melecehkan Al-Qur’an (QS Al-Maidah:51) sikap PBNU tampak dekat dengan Ahok (gubernur DKI Jakarta yang tadinya wakil Gubernur DKI Jakarta Jokowi, namun karena Jokowi jadi presiden RI, maka Ahok naik jadi gubernur). Dalam pengadilan, Ahok divonis 2 Tahun Penjara, karena terbukti menodai agama.

(lihat ini: http://bitly.com/2Q4gkSC ).

Bahkan belakangan, Pentolan PBNU tampak bergabung dengan kelompok-kelompok pendukung/ pembela Ahok penista agama Islam. Sedang Ma’ruf Amin rais aam PBNU jadi pendukung Jokowi untuk pilpres 2019, bahkan jadi cawapresnya.

Berbeda dengan keprihatinan atas penistaan symbol Islam (2016) ternyata anggota Banser NU justru membakar atribut bertuliskan Laa ilaaha Illalllaah di Garut Jawa Barat, pada hari santri nasional, Senin 22 Oktober 2018.

http://bitly.com/2DxWEQq

PBNU yang tadinya prihatin, dengan ungkapan: ‘Terjadi Di Era Jokowi, PBNU: Penistaan Simbol Islam di Indonesia Sudah tak Wajar’ justru kemudian penistaan symbol itu dilakukan oleh anggota Banser NU/ GP Ansor; sedang PBNU hanya asyik-asyik saja dengan kelompok para pembela (Ahok) penista Islam.

Lebih dari itu, sampai Ma’ruf Amin pentolan dari PBNU dalam melakukan dukungan terhadap Jokowi sampai berani berkata yang masyarakat menyebutnya bohong. Di antaranya soal mobil esemka yang dia katakana mau diluncurkan besar-besaran Oktober 2018, ternyata tidak ada buktinya.

http://bitly.com/2Q6WA0u

Bahkan Jokowi yang tidak pernah mondok di pesantren, tiba-tiba Ma’ruf Amin menyebut Jokowi sebagai santri, karena pernah mondok di pesantren.

Umat Islam banyak yang kemudian tidak percaya terhadap omongan Ma’ruf Amin. Ramai di masyarakat.

http://bitly.com/2Dz80nh

Antara keprihatinan PBNU berikut ini, silakan bandingkan dengan kenyataan sekarang. Betapa jauh bedanya, padahal baru tahun 2016 sampai kini 2018 jaraknya baru sebentar.

Mencla mencle kata orang Jawa, esok dele sore tempe (pagi hari masih berupa kedelai, sore hari sudah jadi tempe), mencla mencle.

Inilah beritanya, tahun 2016.

***

Rabu, 06 Januari 2016  Ke-Umatan

Terjadi Di Era Jokowi, PBNU: Penistaan Simbol Islam di Indonesia Sudah tak Wajar






http://bitly.com/2Q1xNLt

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :