Reuni Akbar 212: Beda Cerita Antara Media (mainstream) dan Kenyataan
Reuni Akbar 212: Beda Cerita Antara Media (mainstream) dan Kenyataan

[PORTAL-ISLAM.ID] Tulisan reportase ini dibikin sama penulis media @asumsico yang beneran turun dan mengalami langsung acara reuni 212 kemarin. “Saya kagum karena skeptisisme saya terhadap acara secara relatif tidak terbukti. Pikiran bahwa reuni tersebut akan berbuah kericuhan, memusingkan, dan berbahaya tidak terbukti. Reuni akbar aksi damai 212 benar-benar dilaksanakan dengan cara sedamai mungkin, sesuatu yang gagal dilaporkan oleh media mainstream,” tutur penulis @asumsico.
Berikut selengkapnya reportase dari @asumsico:

Reuni Akbar 212: Beda Cerita Antara Media dan Kenyataan
Fahri Hamzah, dalam satu episode @asumsico di “Pangeran, Mingguan”, pernah berkata bahwa konservatisme di Indonesia memiliki citra yang buruk. Serentetan pemberitaan negatif tentang aksi damai yang dilakukan kalangan muslim konservatif di Indonesia, belum lagi ditambah dengan gagasan kaum konservatif Indonesia yang dikritik oleh banyak pihak di media sosial, jelas mendukung pernyataan Fahri ini. Dua tahun pasca aksi damai 212 – sebuah aksi yang tujuannya berhasil dicapai, yaitu menggulingkan Ahok dari pemerintahan DKI Jakarta – nampaknya citra buruk kaum konservatif masih belum berubah. Mereka masih dianggap sebagai orang-orang intoleran dan berbahaya bagi demokrasi Indonesia. Setidaknya, itu yang tergambar di media sosial dan media massa mainstream.Sebagai orang yang menjunjung tinggi demokrasi, yang di dalamnya termasuk menyuarakan pendapat di ruang publik, bisa dibilang saya tidak dapat dikategorikan sebagai seseorang yang anti dengan aksi berjilid-jillid ini. Saya merasa bahwa selama itu sesuai dengan aturan, tidak mengganggu ketertiban masyarakat lain, tidak merusak lingkungan hidup di sekitarnya, dan yang paling penting tidak mengganggu hidup saya secara langsung, saya tidak akan keberatan mengizinkan siapapun menyuarakan pendapatnya. Itu lah yang, setidaknya, menjadi pegangan saya terhadap aksi jilid-jilidan yang sedang ramai diadakan selama dua tahun belakangan.