AKP, GARBI, dan Berulangnya Sejarah


AKP, GARBI, dan Berulangnya Sejarah

AKP, GARBI, dan Berulangnya Sejarah

Oleh: Mohamad Radytio

(Pengamat Internasional)Tahun ini adalah “tonggak” 20 tahun dimulainya kebangkitan arah baru di Turki. Tepatnya 20 tahun dan 1 bulan yang lalu, pada September 1998, Recep Tayyip Erdogan mendapat vonis penjara akibat membaca puisi yang dituding “menyebarkan radikalisme”. Mengapa ini menjadi tonggak?

Karena pemenjaraan ini memicu Erdogan dan kawan-kawannya untuk mencari cara baru dalam memperbaiki negeri mereka. Mereka memahami bahwa untuk menghadapi tantangan zaman, tak mungkin menggunakan cara lama yang ada di partai Fazilet (dan kemudian Saadet). Mereka meyakini bahwa menghadapi dunia global yang semakin dinamis, perlu pula menggunakan cara pemikiran yang dinamis. Tidak boleh terkungkung dan mengungkung diri, mereka harus meluaskan cakupan dan jangkauan. Berkompromi kanan, dan kiri. Tapi, ini tak mereka temukan di partai Fazilet. Selain karena kaum “tradisionalis” yang dipimpin oleh Hoca Necmettin Erbakan masih berkeras pada cara tertutup dalam berkontribusi, para pentolan golongan tradisionalis juga masih memakai system “tarekat” dan “dergah”(jamaah) dalam berpartai. Alih-alih partai yang berorientasi pada system, dimana penunjukan seseorang dan penugasan memakai pertimbangan merit (kemampuan), partai Fazilet masih memakai pandangan bahwa siapa yang paling dekat pada pemimpin jamaah, siapa yang di-endorse oleh para syekh, maka dialah yang akan mendapat suatu kedudukan, baik kedudukan didalam partai maupun didalam institusi-institusi negara. Kelompok tradisionalis ini dinamakan Gelenekciler, sementara kelompok reformis ini dinamakan Yenilikciler.






http://bitly.com/2AvMZHP

Banner iklan disini
loading...

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :