Gempa Misterius yang Guncang Bumi Selama 20 Menit Bulan Ini Buat Peneliti Kebingungan
Gempa Misterius yang Guncang Bumi Selama 20 Menit Bulan Ini Buat Peneliti Kebingungan

GELORA.CO – PADA 11 November lalu, seluruh planet bumi diguncang sebuah gempa misterius selama sekira 20 menit yang membuat para ahli kebingungan. Meski mereka mengetahui bahwa hal itu terjadi, tetapi tidak ada yang merasakan guncangan tersebut.
Seorang pengamat gempa bumi dengan akun @matarikipax melaporkan fenomena aneh itu di Twitter.
Menurut gambar yang diunggahnya, gempa itu terjadi sekira pukul 9.30 waktu dunia (UT) sekira 24 kilometer lepas pantai Mayotte, sebuah pulau milik Prancis di perairan sebelah tenggara Madagaskar. Gelombang seismik itu kemudian bergerak sampai ke Chile, Selandia Baru, Kanada sampai ke Hawaii yang jaraknya sekira 17.000 kilometer dari lokasi awal.
“Saya tidak pikir saya belum pernah melihat hal seperti ini,” kata Ahli Seismologi dari Universitas Columbia, Göran Ekström kepada National Geographic sebagaimana dilansir RT, Jumat (30/11/2018).
Gempa bumi pada umumnya terjadi dalam waktu singkat, mengguncang tanah dalam beberapa detik sebelum berhenti. Dari gempa semacam ini menghasilkan tiga jenis sinyal yang pertama adalah sinyal primer atau P –waves yang diikuti sinyal sekunder dengan frekuensi relatif tinggi atau S-waves.
Sinyal ketiga adalah gelombang permukaan jangka panjang yang mengelilingi bumi beberapa kali setelah terjadinya gempa bumi yang cukup besar. Sinyal terakhir ini mirip dengan sinyal yang dihasilkan di Mayotte, tetapi, gempa yang terjadi tidak cukup besar untuk menghasilkan sinyal frekuensi rendah seperti yang terpantau.
SBV, like the other stations, shows long monochromatic signal with ~17s period (mono-freq Rayleigh waves?). But filtered above 1Hz SBV (lower plot) also shows seismic(?) signals from repeating sources, with some ~50s apart. Maybe some large, shallow, oscillating volcanic source? pic.twitter.com/bPqdQFwAgm
Namun, peristiwa Mayotte memicu sinyal yang monoton dan berfrekuensi rendah dan yang semakin membuat para ilmuwan kebingungan; gelombang itu monokromatik dan membutuhkan waktu sekira 17 detik untuk berulang – benar-benar berbeda dengan gelombang ‘bising’ yang dipancarkan oleh gempa bumi pada umumnya.