Pemerintah Ragu Reuni 212 Tak Ditunggangi Unsur Politik
Pemerintah Ragu Reuni 212 Tak Ditunggangi Unsur Politik
GELORA.CO – Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Ma’arif menjamin kegiatan reuni akbar kelompok 212 tidak ditunggangi unsur politik. Rencana mengundang tokoh dan politisi dipastikan hanya sebagai tamu kehormatan dan bukan untuk berorasi.
“Tolong dibedakan pribadi masing-masing, kita ingin memperlihatkan besok acara umat, tidak menyangkut politik praktis,” jelas Slamet dalam diskusi Polemik “Seberapa Greget Reuni 212?”, di Resto d’Consulate, Jakarta Pusat, Sabtu (1/12).
Dia berjanji akan memberi peringatan kepada pihak-pihak yang disinyalir membawa unsur politik dalam kerumunan umat.
“Ada yang mencolek mengingatkan aturan main kita,” tegas Slamet.
Karenanya, Slamet memastikan bahwa pengisi acara sudah dikondisikan semaksimal mungkin untuk netral. Sosok penceramah pun telah diseleksi agar berjalan damai, meski demikan Slamet tak menjelaskan gamblang siapa penceramah acara reuni 212.
“Jadi semua pengisi acara sudah kita tentukan, kita kasih kabar ke orator semaksimal mungkin aturan main agar tidak ada orasi politik makanya kami pilih betul siapa diberi kesempatan bicara,” ucapnya.
Staf Ahli Kemenkopolhukam Sri Yunanto mengingatkan tidak perlu euforia berlebihan dalam reuni akbar alumni 212. Hal itu agar tak memantik luapan emosi yang bisa merambah ke arah politik.
“Ini kan tahun pemilu rawan, tidak perlu besar-besaran secukupnya,” kata Yunanto mengingatkan.
Pemerintah meragukan kegiatan reuni akbar benar murni acara umat tanpa ditunggangi kepentingan politik. Meski demikian, atas nama demokrasi, pemerintah tak bisa melarang.
“Di satu sisi kita negara demokrasi, jadi tidak bisa menunjuk siapa, (tapi) yang lalu dari gerakan-gerakan massa ada buktinya, ada juga kepentingan politik pragmatis yang tidak suka pada pemerintahan,” jelas Yunanto.
Menanggapi Yunanto, Slamet Maarif menampik anggapan itu. Dia kembali memastikan bahwa acara reuni 212 hanyalah silaturahmi umat dan menjaga persatuan muslim.