Narasi Petahana Cuma Bisa Balas Kritik Pakai Kata Hoax
Narasi Petahana Cuma Bisa Balas Kritik Pakai Kata Hoax
GELORA.CO – Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan timses Jokowi-Ma’ruf Amin hanya bisa membalas kritik dengan jawaban hoax atau pesimisme. Salah satu contohnya ketika Prabowo berbicara tentang negara punah.
“Contoh, Pak Prabowo ngomong, negara bisa punah saat tidak diurus dengan baik. Ini restoran saja bisa bangkrut kalau tidak dikelola dengan baik. Tapi, kalau orang yang anti-Prabowo pasti bilang, ini pesimisme,” ucap Dahnil dalam acara Prabowo-Sandi Digital Team (Pride) di Kembangan, Jakarta Barat, Kamis (3/1/2019).
Menurut Dahnil, ketika pemerintahan Jokowi dikritik Prabowo, timses pasangan nomor urut 01 itu hanya bisa membalasnya dengan narasi hoax, pesimisme, atau bohong. Dahnil meminta relawan Prabowo tak gentar dengan narasi-narasi tersebut.
“Narasi petahana, mereka membangun narasi kalau kita kritik, dia akan bilang kita pesimistis. Kita kritik, dia bilang hoax. Coba perhatikan, cuma tiga hal, pesimis, hoax, bohong,” kata Dahnil.
Dahnil menjelaskan apa yang dilakukan oleh Prabowo adalah teori creative destruction dari ahli ekonomi asal Austria, Joseph Schumpeter. Teori tersebut, kata Dahnil, juga bisa menjadi sesuatu yang positif.
“Satu hal, di media sosial jangan terlalu khawatir. Ada yang katakan begini. Mas, kalau bikin pernyataan begini blunder loh, saya katakan, saya jubir, dalam teori ada istilah creative destruction, Joseph Schumpeter. Kadang sesuatu yang kita anggap destruction, kalau kita bisa jelaskan dengan baik, itu bisa sesuatu yang destruction, construction, membangun,” ucap Dahnil.
Dahnil juga menyampaikan kritik yang disampaikan Prabowo selalu memiliki dasar. Pernyataan yang sempat disampaikan Prabowo soal negara punah juga, menurut Dahnil, merupakan hasil riset.
“Pak Prabowo ngomong begitu (negara punah) punya dasar. Apa? Riset. Pak Prabowo itu membaca buku. Dia leader. Leader is reader. Karena dia baca, narasinya untuk bahas sesuatu itu panjang,” ucap Dahnil.